Thursday, October 31, 2013
Ajeng Blogging: Tips Iseng : Fotografi Produk ala Ajeng~Poyeng
Ajeng Blogging: Tips Iseng : Fotografi Produk ala Ajeng~Poyeng: Dulu pas kuliah memang sempet dapat kelas yang membuat lumayan lah tahu sedikit dasar tentang fotografi. Cuman bedanya, kalau pas kuliah ada...
Tuesday, October 8, 2013
Yuk belajar Merajut
Susana ramai segera
menyelimuti sebuah ruangan kecil dalam base camp kami. Lebih tepatnya
ruangan depan bagian dalam rumah. Beberapa ibu berkumpul membentuk sebuah
lingkaran. Sebenarnya tak hanya ibu-ibu yang hadir. Para ibu beberapa membawa
anak mereka yang masih kecil, bahkan diantaranya masih menyusui. Tak heran,
jika di tengah acara dapat ditemukan sepenggal aktivitas menyusui ibu dan
anak.
Kegiatan belajar
merajut dimulai sekitar pukul 1 siang. Acara dibuka oleh kawan seperjuangan
saya, Mbak Bekti. Acara dimulai dengan perkenalan beberapa perajut yang telah
lebih dahulu telah menguasai beberapa teknik bahkan sudah menerima beberapa
pesanan. Tersebutlah mbak Ratmi, mbak Bekti dan tentunya saya sendiri.
Pembelajaran pertama
dimulai dengan mengenal apa itu merajut, jenis-jenisnya, mengenal beberapa
jenis benang yang dapat dipakai, alat-alat dan tentunya produk-produk apa saja
yang bias diciptakan dari gulungan benang warna-warni.
Khas ibu-ibu,
pembelajaran tentu saja berbeda baik itu suasana maupun cara pengajaran. Heboh!
Itu kesan pertama yang terlintas di benak ketika berhenti sejenak mengamati
para ibu belajar sambil menikmati beberapa potong snack yang sempat terselip
diantara gulungan benang dan setumpuk modul.Ehm….ternyata berbagi ilmu merajut
membuatq cukup lapar :>.
Setelah menelan
beberapa snack dan meneguk air mineral, semangatq kembali berkumpul mengajari
satu demi satu ibu yang baru bisa membuat ‘rantai’ yang tentu saja mbak Ratmi
dan Mbak Bekti yang selalu sigap turun tangan.Hari ini
cukuplah membuat 1 buah bunga.bunga dengan 5 helai kelopak.
Hasilnya tentu
saja cukup memuaskan. Dalam tiga jam, sudah ada beberapa ibu yang
menyelesaikannya. Bahkan ada 1, 2 orang yang sudah mampu membuat bunga 2
tumpuk. Wow….! Great Job, Mother….
Lelah, letih? Ehm.. I
think not. I am happy, very happy…
Melihat kawan2 sangat
bersemangat, dan ibu-ibu antusias…cukuplah bagiku…
Semangat !!
Hatimu Seterang Cahaya Dunia, wahai Gadis Kecil
Hatimu Seterang Cahaya Dunia, Wahai Gadis Kecil
Sebut
saja si Cantik bernama 'Cahaya'. Siapa pun akan terpesona dibuatnya ketika
pertama kali jumpa. Anak itu kecil, mungil..dengan gigi depan hampir habis karena
'gigis' yang akan tampak ketika ia tersenyum ceria. Senyum khas yang tak
terlupa. Layaknya anak kecil pada umumnya....ia senang bermain dengan kawan
sepermainan, yang juga satu sekolahan dengannya. Umur mereka pun hanya terpaut
tiga bulan saja. Tiada hari tanpa bersama. Sebutlah gadis kecil kedua yang juga
masih TK itu dengan sebutan 'Putri'.
Pada
suatu hari...datanglah sebuah peri yang meyampaikan bingkisan kecil dari Sang
malaikat kepada Cahaya. Sang Malaikat berkata, “Peri..berikan bingkisan ini khusus
untuk seorang anak Bumi Manusia yang kau anggap memiliki cahaya hati”. Kemudian
Ia pun memandang dari Negeri Awan untuk melihat Bumi Manusia. Pada pandangan
pertama, Ia jatuh cinta pada cahaya karena keriangan dan kecerdasannya. Peri
baik hati sangat ingin menyenangkan hatinya. Ia ingin bisa melihat keceriaan
tergambar di wajah Cahaya. Karena itulah, Peri memberikan bingkisan pada Cahaya
berupa peralatan gambar dari dunia peri. Sayangnya….Peri memberikan bingkisan
itu tidak Cahaya tidak seorang diri. Ada yang mengetahuinya karena peri
memberikannya tatkala Cahaya sedang bermain dengan kawan karibnya, Putri.
Begitu
bahagianya Cahaya dan Putri, tatkala melihat peri turun dengan sayapnya yang
indah membawa sebuah bingkisan untuk Cahaya. Mereka sangat riang ketika membuka
apa isi bingkisan. Mereka tak sabaran membuka dan membongkar isi bingkisan dari
sang peri. Namun, sekelabut mendung tiba-tiba menggelayut wajah Putri ketika ia
menyadari bahwa bingkisan nan indah itu hanya ditujukan hanya unutk Cahaya bukan
untuk dirinya. Putri pun menangis…
Peri
menyadari kekurangannya bahwa ia tak mengetahui ada Putri yang juga
menginginkan bingkisan tersebut. Kemudian, apa yang terjadi? Ketika Cahaya yang
mengetahui bahwa Peri ternyata hanya memberikan bingkisan itu untuk dirinya
bukan juga untuk Putri, Cahaya memberikan sebagian dari bingkisan yang
diterimanya utnuk sahabat karibnya, Putri. Bahkan beberapa hadiah yang sangat
ia butuhkan ia berikan pada Putri demi melihat kawannya ikut tersenyum bahagia
bersamanya. Senyum pun terbit dari wajah Putri. Ia pun berterima kasih kepada
Cahaya atas hadiah yang ia bagi untuk dirinya. Mereka pun semakin akrab.
Cahaya
tak sedikit pun menyesal memberikan sebagian hadiahnya untuk Putri bahkan ia
merasa senang dan bangga bisa menghapus mendung di wajah Putri. Cahaya pun
akhirnya mengajak Putri menggambar dan mewarnai dengan menggunakan alat2 gambar
ajaib dunia peri yang tadi baru mereka dapatkan.
Peri
yang merasa bersalah terhenyak melihat apa yang dilakukan oleh Cahaya pada
kawannya. Setitik embun terbit dari sudut matanya. Ia kemudian berdoa semoga
Cahaya selalu dijaga Tuhan karena ketulusan hatinya dan Putri selalu disayang
kawan-kawannya. Peri kemudian memeluk erat kedua gadis kecil yang masih berumur
4 tahun tersebut. Semakin menyayangi Cahaya dan mengasihi Putri. Peri pun
menemani mereka menggambar bersama hingga mentari pulang ke peraduannya.
Jamane Jaman Edan..Ngaji Yuk Nak!
"Fb kamu apa namanya?" celetuk seorang
bocah terdengar di sudut suatu sekolah. Sudah tak heran lagi jika melihat anak
memegang hape sambil FB-an atau nge-game, bahkan beberapa warnet sudah dipenuhi sekumpulan bocah
sedang game online atau malah buka FB.
Rindu masa-masa dimana setiap sore
bersama teman-teman berlarian menuju masjid dengan niatan mengaji. Meski
layaknya anak-anak masih suka bermain berlarian dalam masjid berkejar-kejaran
bercanda dengan kawan. Ketika mengaji, saling mengeraskan suara, menunjukkan
siapa yang paling jago atau bahkan dengan keringat dingin berusaha melafalkan
'tsa' yang meski sudah berusaha berkali-kali tetap saja terucap 'sa'.
Apakah hanya diam saja melihat fenomena
yang sudah menggila di lingkungan kita? dengan memaklumkan :'jamane wis bedho,
jamane wis edan'. Bersama kawan-kawan sevisi, teman-teman dari berbagai
kalangan berusaha untuk mewujudkan mimpi meski terdengar muluk dan tidak
menguntungkan (dibaca: mendatangkan uang). Bersama-sama melakukan kegiatan
positif mendidik para generasi penerus bangsa. pendidikan diniyah (menurut
UIN),pendidikan berkarakter(menurut UNY), ataukah pendidikan wyang luar biasa
(menurut saya), apapun namanya...bersama-sama berusaha mencetak mental
berkualitas bagi anak2 ini, anak2 Gunung Kidul.
Salah satu kegiatan yang saat ini menjadi prioritas teman-teman komunitas, Kaliwening, saat ini adalah membaca Qur'an bersama. Tentu saja tidak tertutup satu hal itu saja. belajar batik juga merupakan target tahun ini yang akan segera terealisasi mengingat batik adalah budaya bangsa yang harus terlestarikan dari generasi ke genearsi melalui tangan-tangan anak-anak ini nantinya.
Salah satu kegiatan yang saat ini menjadi prioritas teman-teman komunitas, Kaliwening, saat ini adalah membaca Qur'an bersama. Tentu saja tidak tertutup satu hal itu saja. belajar batik juga merupakan target tahun ini yang akan segera terealisasi mengingat batik adalah budaya bangsa yang harus terlestarikan dari generasi ke genearsi melalui tangan-tangan anak-anak ini nantinya.
Kalau bukan kita yang memulai...siapa
lagi? hingga kapan kita berdiam? hingga mereka menjadikan Games PS tuntunan
hidup mereka? Jamane jamane edan, ra kudu melu edan tha?
Subscribe to:
Posts (Atom)