Friday, November 29, 2013

Ajeng Belajar Merajut: Knitting Show off : Headphone Cozy

Ajeng Belajar Merajut: Knitting Show off : Headphone Cozy: Today is a lazy day... I don't want to go outside.. so i grab my 4mm DPNs, some left over yarn from previous knitting project and st...

Monday, November 25, 2013

sahabat awea: pernik dari bahan MDF

sahabat awea: pernik dari bahan MDF: SELAMAT DATANG DI SAUNG BERBAGI ILMU OLEH AGUNGWEA@YAHOO.COM GO!!!!! ada baiknya sebelum membahas ini,kita te...

Sunday, November 24, 2013

Merenda (Crochet) dengan Benang: Toko Benang

Merenda (Crochet) dengan Benang: Toko Benang: Di kota kembang, Bandung , ada beberapa toko langganan yang menjual benang dan alat-alat merenda, merajut, menjahit, dan lain-lain untuk ke...

Tuesday, November 19, 2013

SkaMama's Bone Hook: How to Make a Pom Pom with a Homemade tool

SkaMama's Bone Hook: How to Make a Pom Pom with a Homemade tool: Pom Pom Tutorial Method II Making pom pom's with your fingers is definitely fun but there is another way to make a pom pom without spe...

Thursday, October 31, 2013

Ajeng Blogging: Tips Iseng : Fotografi Produk ala Ajeng~Poyeng

Ajeng Blogging: Tips Iseng : Fotografi Produk ala Ajeng~Poyeng: Dulu pas kuliah memang sempet dapat kelas yang membuat lumayan lah tahu sedikit dasar tentang fotografi. Cuman bedanya, kalau pas kuliah ada...

Tuesday, October 8, 2013

Yuk belajar Merajut



Susana ramai segera menyelimuti sebuah ruangan kecil dalam base camp kami. Lebih tepatnya ruangan depan bagian dalam rumah. Beberapa ibu berkumpul membentuk sebuah lingkaran. Sebenarnya tak hanya ibu-ibu yang hadir. Para ibu beberapa membawa anak mereka yang masih kecil, bahkan diantaranya masih menyusui. Tak heran, jika di tengah acara dapat  ditemukan sepenggal aktivitas menyusui ibu dan anak. 
Kegiatan belajar merajut dimulai sekitar pukul 1 siang. Acara dibuka oleh kawan seperjuangan saya, Mbak Bekti. Acara dimulai dengan perkenalan beberapa perajut yang telah lebih dahulu telah menguasai beberapa teknik bahkan sudah menerima beberapa pesanan. Tersebutlah mbak Ratmi, mbak Bekti dan tentunya saya sendiri.
Pembelajaran pertama dimulai dengan mengenal apa itu merajut, jenis-jenisnya, mengenal beberapa jenis benang yang dapat dipakai, alat-alat dan tentunya produk-produk apa saja yang bias diciptakan dari gulungan benang warna-warni.

Khas ibu-ibu, pembelajaran tentu saja berbeda baik itu suasana maupun cara pengajaran. Heboh! Itu kesan pertama yang terlintas di benak ketika berhenti sejenak mengamati para ibu belajar sambil menikmati beberapa potong snack yang sempat terselip diantara gulungan benang dan setumpuk modul.Ehm….ternyata berbagi ilmu merajut membuatq cukup lapar :>.




Setelah menelan beberapa snack dan meneguk air mineral, semangatq kembali berkumpul mengajari satu demi satu ibu yang baru bisa membuat ‘rantai’ yang tentu saja mbak Ratmi dan Mbak Bekti yang selalu sigap turun tangan.Hari ini cukuplah membuat 1 buah bunga.bunga dengan 5 helai kelopak. 

Hasilnya tentu saja cukup memuaskan. Dalam tiga jam, sudah ada beberapa ibu yang menyelesaikannya. Bahkan ada 1, 2 orang yang sudah mampu membuat bunga 2 tumpuk. Wow….! Great Job, Mother….

  
Lelah, letih? Ehm.. I think not. I am happy, very happy…
Melihat kawan2 sangat bersemangat, dan ibu-ibu antusias…cukuplah bagiku…

Semangat !!

Hatimu Seterang Cahaya Dunia, wahai Gadis Kecil



Hatimu Seterang Cahaya Dunia, Wahai Gadis Kecil

Sebut saja si Cantik bernama 'Cahaya'. Siapa pun akan terpesona dibuatnya ketika pertama kali jumpa. Anak itu kecil, mungil..dengan gigi depan hampir habis karena 'gigis' yang akan tampak ketika ia tersenyum ceria. Senyum khas yang tak terlupa. Layaknya anak kecil pada umumnya....ia senang bermain dengan kawan sepermainan, yang juga satu sekolahan dengannya. Umur mereka pun hanya terpaut tiga bulan saja. Tiada hari tanpa bersama. Sebutlah gadis kecil kedua yang juga masih TK itu dengan sebutan 'Putri'.
Pada suatu hari...datanglah sebuah peri yang meyampaikan bingkisan kecil dari Sang malaikat kepada Cahaya. Sang Malaikat berkata, “Peri..berikan bingkisan ini khusus untuk seorang anak Bumi Manusia yang kau anggap memiliki cahaya hati”. Kemudian Ia pun memandang dari Negeri Awan untuk melihat Bumi Manusia. Pada pandangan pertama, Ia jatuh cinta pada cahaya karena keriangan dan kecerdasannya. Peri baik hati sangat ingin menyenangkan hatinya. Ia ingin bisa melihat keceriaan tergambar di wajah Cahaya. Karena itulah, Peri memberikan bingkisan pada Cahaya berupa peralatan gambar dari dunia peri. Sayangnya….Peri memberikan bingkisan itu tidak Cahaya tidak seorang diri. Ada yang mengetahuinya karena peri memberikannya tatkala Cahaya sedang bermain dengan kawan karibnya, Putri.

Begitu bahagianya Cahaya dan Putri, tatkala melihat peri turun dengan sayapnya yang indah membawa sebuah bingkisan untuk Cahaya. Mereka sangat riang ketika membuka apa isi bingkisan. Mereka tak sabaran membuka dan membongkar isi bingkisan dari sang peri. Namun, sekelabut mendung tiba-tiba menggelayut wajah Putri ketika ia menyadari bahwa bingkisan nan indah itu hanya ditujukan hanya unutk Cahaya bukan untuk dirinya. Putri pun menangis…
Peri menyadari kekurangannya bahwa ia tak mengetahui ada Putri yang juga menginginkan bingkisan tersebut. Kemudian, apa yang terjadi? Ketika Cahaya yang mengetahui bahwa Peri ternyata hanya memberikan bingkisan itu untuk dirinya bukan juga untuk Putri, Cahaya memberikan sebagian dari bingkisan yang diterimanya utnuk sahabat karibnya, Putri. Bahkan beberapa hadiah yang sangat ia butuhkan ia berikan pada Putri demi melihat kawannya ikut tersenyum bahagia bersamanya. Senyum pun terbit dari wajah Putri. Ia pun berterima kasih kepada Cahaya atas hadiah yang ia bagi untuk dirinya. Mereka pun semakin akrab.
Cahaya tak sedikit pun menyesal memberikan sebagian hadiahnya untuk Putri bahkan ia merasa senang dan bangga bisa menghapus mendung di wajah Putri. Cahaya pun akhirnya mengajak Putri menggambar dan mewarnai dengan menggunakan alat2 gambar ajaib dunia peri yang tadi baru mereka dapatkan.
Peri yang merasa bersalah terhenyak melihat apa yang dilakukan oleh Cahaya pada kawannya. Setitik embun terbit dari sudut matanya. Ia kemudian berdoa semoga Cahaya selalu dijaga Tuhan karena ketulusan hatinya dan Putri selalu disayang kawan-kawannya. Peri kemudian memeluk erat kedua gadis kecil yang masih berumur 4 tahun tersebut. Semakin menyayangi Cahaya dan mengasihi Putri. Peri pun menemani mereka menggambar bersama hingga mentari pulang ke peraduannya.

Jamane Jaman Edan..Ngaji Yuk Nak!


Jamane Edan, Anak-anak Jangan Jadi Korban. "Ngaji yuk Nak..."





"Fb kamu apa namanya?" celetuk seorang bocah terdengar di sudut suatu sekolah. Sudah tak heran lagi jika melihat anak memegang hape sambil FB-an atau nge-game, bahkan beberapa warnet sudah dipenuhi sekumpulan bocah sedang game online atau malah buka FB.

Rindu masa-masa dimana setiap sore bersama teman-teman berlarian menuju masjid dengan niatan mengaji. Meski layaknya anak-anak masih suka bermain berlarian dalam masjid berkejar-kejaran bercanda dengan kawan. Ketika mengaji, saling mengeraskan suara, menunjukkan siapa yang paling jago atau bahkan dengan keringat dingin berusaha melafalkan 'tsa' yang meski sudah berusaha berkali-kali tetap saja terucap 'sa'.
Apakah hanya diam saja melihat fenomena yang sudah menggila di lingkungan kita? dengan memaklumkan :'jamane wis bedho, jamane wis edan'. Bersama kawan-kawan sevisi, teman-teman dari berbagai kalangan berusaha untuk mewujudkan mimpi meski terdengar muluk dan tidak menguntungkan (dibaca: mendatangkan uang). Bersama-sama melakukan kegiatan positif mendidik para generasi penerus bangsa. pendidikan diniyah (menurut UIN),pendidikan berkarakter(menurut UNY), ataukah pendidikan wyang luar biasa (menurut saya), apapun namanya...bersama-sama berusaha mencetak mental berkualitas bagi anak2 ini, anak2 Gunung Kidul. 

Salah satu kegiatan yang saat ini menjadi prioritas teman-teman komunitas, Kaliwening, saat ini adalah membaca Qur'an bersama. Tentu saja tidak tertutup satu hal itu saja. belajar batik juga merupakan target tahun ini yang akan segera terealisasi mengingat batik adalah budaya bangsa yang harus terlestarikan dari generasi ke genearsi melalui tangan-tangan anak-anak ini nantinya. 
Kalau bukan kita yang memulai...siapa lagi? hingga kapan kita berdiam? hingga mereka menjadikan Games PS tuntunan hidup mereka? Jamane jamane edan, ra kudu melu edan tha?