Sunday, December 21, 2014

What kind of Love is given by you, Mom?




None of gift either any bunch of flower,
will pay your tender love
How words could describe your sincerity,
when your love asks nothing but risk anything

I could not find the kind,
and decent things I found in you anywhere else.
Your tears, your prays in every worship,
is a breath for us, your children
Every wrinkle in your face,
is sketch of sacrifice
But makes you more beautiful year after year

Thank you mom...
We honor and love you

Yogyakarta, Dec 22nd, 2014






Sunday, December 14, 2014

Kasih Ibu Sepanjang Masa, Bakti Anak Tak Mengenal Usia




Siapa bilang berbakti kepada orang tua setelah kita dewasa dan hidup mapan. Seorang anak yang masih belia bahkan masih duduk di bangku sekolah dasar membuktikan baktinya pada sang ibu. Seperti fenomena berikut ketika saya masih aktif bekerja di LSM Korea yang berada di Indonesia, Good Neighbor International yang memiliki nama Indonesia Gugah Nurani Indonesia (see gnindonesia.org. ). Karena memang divisi saya yang khusus menangani kebutuhan anak asuh, maka mengenal dan berinteraksi lebih mendalam adalah bagian dari amanah.

Sholeh Sumanto… itu nama anak yang berada di sebelah perempuan yang sedang menyanting ini…. Ya, Ibu yag sedang menyanting ini memang ibu dari Sholeh yang sekarang duduk di bangku SD kelas 4, SD Jetis Pendoworejo, Kulon Progo, Yogyakarta. 

Sekilas memang tak ada yang istimewa dari kedua sosok ini, namun diperhatikan lebih dekat, tak sekedar dua orang manusia duduk bersebelahan namun ada hubungan keterdekatan antara ibu dan anak. Ya…hubungan mereka memang unik di jaman yang serba individualis ini. Sholeh, si anak, selalu mengajak sang ibu untuk mengikuti semua pelatihan yang diadakan oleh LSM di Pendoworejo ini, Gugah Nurani Indoensia.

Hal yang sudah jarang terjadi bagaimana anak seumuran ini selalu memperhatikan sang ibu dan memotivasi sang ibu untuk terus aktif belajar. Bahkan, tak jarang, Sholeh menemani sang ibu untuk berangkat dan belajar. Bahkan, ketika sang ibu agak enggan untuk kembali menghadiri pelatihan, si anak tak lelah menyemangati dan menemani. Sampai pada suatu hari, demi mendukung sang ibu untuk terus belajar, Sholeh tak enggan untuk pergi ke seberang desa membelikan ibu alat-alat yang ibunya butuhkan.

Yang menariknya lagi adalah, Sholeh juga ikut mengamati perkembangan ibu dalam belajar sepert yang terlihat pada gambar di atas. ‘Mak, iku loh sih enek sing mbleber’, celethuk Sholeh ketika melihat cantingan awal sang ibu yang masih belum halus. Terima kasih Sholeh…mengajariku sesuatu yang sering terlupa.

Kadang memang merasa malu ketika sudah seumur seperempat abad masih belum memberikan apa2 untuk orang tua, terutama ibu. Yang paling sering dirasa..adalah jarang pulang. Meski masih berada di satu pulau, bisa terhitung dengan jari berapa kali aku pulang. Minimal ketika Hari Raya Idul Fitri, aq pulang kampong, alias mudik. Berbagai alasan membuat berat untuk melangkah pulang meski alasan sangat logis..yaitu menghemat pengeluaran.

Jarang pulang apalagi mengirim uang, masih jauh dari rengkuhan. Maaf…ketika anakmu tak mampu memenuhi segala harapanmu Ibu…dengan idealis yang berseberangan..ku harap tak menjadi penghalang.
Semoga rahmat dan barokah menyertaimu selalu…Ibu…

“Alloohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa”.

Artinya:

“Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil”.

 

documentation from: www.facebook.com

November 20th 2012 

Thursday, December 11, 2014

Motif Rang Rang, Warisan Budaya yang Tetap Menggoda


Siapa yang tidak pernah mendengar Motif RangRang satu ini? Motif RangRang yang sedang hits dan menjadi salah satu andalan produk onlineshop kami Krisan's craft. Motif batik yang unik dan ceria ini  bukan sembarang Motif. Motif ini merupakan warisan budaya Indonesia yang layak diperhitungkan dan dijaga kelestariannya. Mau tahu lebih dalam tentang motif ini? kenapa tidak.

Pict taken from : assets.kompas.com

Motif Rang Rang ini sebenarnya adalah motif kain tenun tradisional yang sudah turun temurun tersimpan di daerah tertentu di bagian Indonesia Tengah. Tepatnya berada di Nusa Penida Bali yang sekaligus berbatasan dengan Nusa Tenggara. Kain tenun motif Rang-Rang ini konon memiliki arti jarang-jarang atau berlubang. maksudnya jarang-jarang adalah motif antara warna yang satu dengan yang lain berjauhan. Sedangkan berlubang maksudnya adalah jumlah benang yang digunakan pun lebih sedikit sehingga terkesan lebih renggang atau jarang-jarang (bolong-bolong). 


Umumnya, untuk membuat selembar kain tenun panjang membutuhkan lebih dari 300 helai benang, namun khusus untuk membuat kain tenun dengan motif Rang-Rang hanya membutuhkan sekitar 100 helai benang. alat tenun yang digunakan adalah alat tenun tradisional. Orang Bali menyebutnya dengan Cag Cag (see kerajinan tenun bali ). Namun karena permintaan akan tenun ini meningkat dan untuk mempercepat proses produksi, tak jarang orang Bali menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).




Taken from :www.baliayucraft.com
Pada awalnya motif ini hanya menggunakan 3 warna utama yaitu merah, hitam, dan putih. Menurut warga setempat, tiga warna itu merupakan simbol hidup, mati dan kelahiran yang bermaksud melambangkan siklus kehidupan manusia. Namun, untuk tetap eksis, banyak para pengrajin dan desainer yang mengembangkan motif Rang-Rang ini dengan menggabungkan beberapa warna cerah dan cenderung ngejreng dan saling tabrak. Ciri khas motif ini selain warnanya yang tegas, juga memiliki ciri garis yang tegas dan sederhana menyerupai zig-zag. pada perkembangannya, motif ini berevolusi menyerupai gelombang namun tetap memunculkan ciri khasnya yang bermotif sederhana dan tidak rumit.





Pada perkembangannya saat ini, motif Rang Rang tdak hanya ditemukan pada kain tenun saja bahkan pada kain katun seperti Batik printing bahkan Batik Tulis, seperti yang ditemukan di Yogyakarta ini. Selain itu, penggunaannya tidak terbatas hanya untuk pakaian saja, tapi juga bisa dikreasikan sebagai tas dan sepatu yang cukup unik, etnik dan tentunya fashionable untuk dimiliki. 

Taken From : forum.kompas.com

Krisan's Craft pun menjadi salah satu online shop yang ikut menjaga warisan budaya melalui koleksi modern motif Rang Rang. Motif Rang Rang dikreasikan tidak hanya monoton saja tetapi bisa menjadi bolero bolak-balik, blus wanita atau blazer yang modis. 

Krisan's Craft
Taken from : krisan's craft



Terbukti, dengan makin eksisnya Motif Rang Rang di dunia fashion, bisa dikatakan bahwa warisan budaya tidak melulu menjadi bahan usang yang hanya indah dipajang di etalase museum, namun bisa jadi produk yang sangat menggoda, tergantung bagaimana generasi bangsa menghargai warisan budaya ini untuk kemudian mengolahnya. Dengan tangan-tangan kreatif bangsa, maka warisan budaya lainnya pun dengan sendirinya akan terjaga. Bagaimana pun juga, jangan sampai menyadari pentingnya menjaga kekayaan khasanah budaya, setelah hampir kehilangan. 
Cintai produk Indonesia, kalau bukan kita, siapa lagi?



Thursday, December 11, 2014

Saturday, December 6, 2014

Gothic Kitty Cap

Visit  : Risma Rajut 
 

This is the first kitty hat I made for adult size. the original pattern is made for baby size but then I modify it into adult size by change the gauge and add some stitch.
this cap is made by my friend request. I only made this for once for specific color and yarns.

materials: bulky yarns with big ply

For order please visit : Krisan's Craft

Red Hot Chilli Kitty Hat

Please Visit Risma Rajut

This  kitty hat is secondly made  for special order from Jakarta. She is mountaineer that she wants to wear to keep her warm when hiking. 
Thank You for order Sis :)

To make order please visit Krisans-Craft

Mangga Lali Jiwo




Indonesia yang beriklim tropis ini adalah surga dunia untuk pecinta buah terutama mangga. hampir di seluruh pelosok Indonesia pasti mangga dapat ditemukan dengan mudah. selain itu,jenisnya pun sangat beragam. dari yang mudah ditemukan seperti mangga arum manis, mangga manalagi sampai yang sudah masuk ke kategori merah menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) memasukkannya dalam Daftar Merah (Red List) seperti kasturi dan mangga lalijiwo ini.




Mangga lali jiwo yang saya dapat sebagai buah tangan karena berkunjung ke rumah senior cantik dari Magetan, Mba Ana Ratri. Mangga ini memiliki nama latin Mangifera lalijiwa. Sedangkan dalam bahasa Inggris, mangga lalijiwa ini dikenal dengan sebutan ‘laleejewo‘. Sebagian daerah mengenalnya dengan nama tali jiwo. Konon mangga ini membuat orang lupa diri karena rasa manisnya yang kemudian melatar belakangi penamaan mangga ini dengan sebutan lali jiwo. Mangga jenis ini masih dapat ditemukan di daerah jawa meskipun tidak banyak orang familiar dengan nama ini.



Mangga Lali jiwo ini memiliki ukuran yang sangat kecil dibandingkan ukuran pada umumnya. Panjangnya tidak lebih dari 15 cm atau sama dengan panjang korek api gas. Kulitnya sangat tipis dengan daging buah yang cukup padat dengan biji yang tebal. Kulitnya berwarna hijau tua dengan sedikit bintik kuning. Mangga lali jiwo ini sangat harum hampir sama dengan mangga santok jawa timur. Meskipun daging ini mengandung sedikit air (less juicy), mangga ini rasanya manis dan tidak asam sama sekali meskipun dimakan saat mangga masih muda


Meskipun keberadaanya mulai sulit dicari dikarenakan kalah dengan popularitas mangga manalagi dan arum manis, tidak ada salahnya untuk mencoba mencicipi manis khas mangga lalijiwo. Dengan begitu keberadaan mangga lali jiwo ini tidak benar-benar punah karena keberadaan mangga manis lainnya yang mudah didapat dan membanjiri pasar.


Selamat mencoba  :)


Referensi :
Pracaya. 2005. Bertanam Mangga. Jakarta : Penebar Swadaya